KOMPAS.com - Kung Fu Cha. Pernahkah anda mendengarnya? Jika belum, kung fu cha ini bisa diartikan sebagai seni menyeduh teh ala China. Ya, karena bagi orang China, sejatinya minum teh itu bukan sekadar teh dicelupkan lantas disiram air panas, selesai. Bukan.
Bagi mereka, minum teh adalah suatu ajang mengikat tali persaudaraan, simbol permintaan maaf, penghormatan dan juga relaksasi. Karena saat menyeduh dan kemudian menikmati teh dengan santai adalah waktu dimana perbincangan mulai dari ringan sampai berat dilaksanakan.
Dan berikut akan saya ceritakan pengalaman saya ketika mengunjungi Kedai Siang Ming di Jakarta. Dimana Kedai Teh China tersebut tak pelit untuk berbagi informasi dan tips termasuk tata cara minum teh cina yang benar sehingga dapat menghasilkan cita rasa yang luar biasa enaknya.
Kung Fu Cha
Saya sendiri, pertama kali mendengar istilah Kung Fu Cha pada 2 tahun silam saat mengunjungi Siang Ming Tea di kawasan Bungur, Jakarta Pusat. Saat itu, Pemilik Tea House Ibu Suwarni dan anaknya Sutejo memberikan banyak sekali pencerahan pada saya tentang teh yang akhirnya membuat saya jatuh cinta.
Begitu datang, Ibu Suwarni dengan ramahnya langsung menyiapkan poci berisi air panas yang kemudian diletakkan di atas tungku mungil yang berada di sisi kanannya. Dengan cekatan dan luwes, jari jemari Bu Suwarni membilas poci dan cucing (cangkir mungil untuk minum teh china) dengan air panas.
Menurut Bu Suwarni, pembilasan ini memiliki tujuan, yakni supaya teko dan cucing memiliki suhu yang sama dengan air, sehingga teh tidak cepat dingin. Kemudian, Bu Suwarni mengambil beberapa daun teh yang dimasukkan dalam poci (perbandingan antara air dan daun teh adalah 3:1), dituang air panas dan langsung dibuang. Loh? Ow, ternyata daun teh juga perlu dibilas agar terpisah dari debu yang menempel di daun teh.
Usai seduhan pertama dibuang, poci langsung diisi dengan air panas dan ditunggu selama 20 detik. Untuk suhu air, ini juga penting diperhatikan. Sebaiknya untuk teh merah dan hitam, air yang digunakan adalah bersuhu 100 derajat celcius. Untuk Oolong Tea, sebaiknya air dengan suhu 90 derajat celcius dan teh hijau atau teh bunga cukup dengan air bersuhu 70 derajat celcius. Kesalahan dalam penggunaan panas air, dapat mengakibatkan rasa dan aroma juga kualitas daun teh berubah.
Setelah itu langsung deh di tuang ke pot serve dan dibagi ke cucing masing masing tamu. Penuangan terlebih dahulu ke pot serve juga memiliki arti, keadilan. Ya, karena warna dan rasa teh dapat berubah hanya dalam hitungan detik saat ia terendam air, jadi jika tidak diletakkan dalam pot serve, sudah pasti tamu pertama dan tamu terakhir
akan mendapatkan taste teh yang berbeda. Karena waktu perendaman teh bagi tamu terakhir otomatis berbeda waktu dengan tamu terakhir.
akan mendapatkan taste teh yang berbeda. Karena waktu perendaman teh bagi tamu terakhir otomatis berbeda waktu dengan tamu terakhir.
Seduhan kedua membutuhkan waktu lebih lama dari seduhan pertama, sekitar 30-40 detik. Begitu pula seduhan ketiga, kira kira 50 detik dan begitu seterusnya. Teh china sendiri dapat diseduh antara 7-12 kali dengan rasa dan aroma yang tetap sama, tergantung jenis tehnya.
Namun, itu tadi syaratnya, kung fu cha, suatu seni menyeduh teh china yang benar.
Teh |
Satu Poci untuk Satu Jenis Teh
Penggunaan poci untuk teh china pun tak bisa sembarangan. Salah memilih poci akan mengakibatkan rasa yang tidak maksimal pada teh, bahkan terkadang dapat membuat teh yang seharusnya manis, menjadi pahit.
Sutejo, anak Ibu Suwarni menjelaskan untuk menyeduh teh berfermentasi seperti teh hitam dan teh merah, sebaiknya menggunakan poci gerabah atau tanah liat yang mampu menyimpan panas. Sedangkan teh yang tak berfermentasi seperti teh hijau dan teh bunga, cukup memakai teko keramik. Dan untuk teh setengah fermentasi seperti Oolong Tea, dapat menggunakan teko keramik maupun teko gerabah.
Namun, khusus untuk penggunaan teko tanah liat, ada syarat wajib yang tak boleh dilanggar, yakni satu teko/satu poci hanya boleh untuk 1 jenis teh. Misalnya, poci A pertama beli langsung digunakan untuk menyeduh Oolong Tea, maka jangan gunakan poci tersebut untuk menyeduh teh merah di lain waktu. Hal ini akan mengubah rasa dan jika diteruskan maka bisa dipastikan teh yang anda seduh akan menghasilkan rasa yang aneh.
Ya, ini tentu karena sifat tanah liat yang mampu menyerap aroma. Keuntungannya, jika kita selalu menggunakan poci yang sama untuk 1 macam jenis teh, maka di kemudian tahun, tanpa diberi teh, hanya diberi air panas, ketika di tuang ke cucing, maka air putih itu akan berasa teh dengan sendirinya. Hal ini dapat anda rasanya di sebuah
museum teh di China dimana terdapat teko yang sudah berusia puluhan tahun, yang ketika dituang air panas, maka ketika keluar akan menghasilkan aroma teh, padahal di dalam teko tersebut tidak ada daun teh.
museum teh di China dimana terdapat teko yang sudah berusia puluhan tahun, yang ketika dituang air panas, maka ketika keluar akan menghasilkan aroma teh, padahal di dalam teko tersebut tidak ada daun teh.
Perlengkapan Kung Fu Cha
Untuk dapat menikmati teh secara maksimal, tak bisa hanya ada daun teh, teko dan gelas. Melainkan pernak pernik yang ada juga sangat menunjang kenikmatan ngeteh anda. Pernak pernik tersebut adalah satu set alat mulai dari poci, cucing, alas poci (untuk membuang air ada yang dari kayu besar ada pula dari keramik atau gerabah dalam ukuran yang lebih kecil), pot serve, sendok teh, penusuk lubang poci (dipakai ketika lubang poci tersumpal daun teh), penjapit untuk meletakkan gelas ke tamu dan lap.
Hm, dimana yach beli alat alat ini? Nggak usah jauh-jauh karena kedai Siang Ming tak hanya menjual teh dan peragaan Kung Fu Cha, namun juga menjual perlengkapan jamuan teh ala China asli dari Tiong Kok.
Manfaat Teh
Mungkin halaman ini sendiri belum akan membahas manfaat teh secara tuntas berdasarkan jenisnya. Namun secara kilasnya, teh hitam memiliki zat antioksidan yang sangat baik untuk kesehatan dan kesegaran kulit, sehingga kulit tak hanya tampak bercahaya namun juga tak mudah berkerut. Hal ini terbukti dari Ibu Suwarni yang di usia kepala 5 ini, kulitnya masih sangat bercahaya dan minim kerutan.
Lalu, dibuktikan juga oleh Justrista, pelanggan tetap Siang Ming Tea (sudah jadi pelanggan selama 10 tahun yang rutin tiap hari datang ke Siang Ming Tea hanya khusus minum teh hitam). Justrista mengaku, dulu ia memiliki tubuh agak gendut. Tapi setelah rutin minum teh hitam berangsur tubuhnya pun jadi lebih ideal dan kulitnya juga lebih cerah. Woow...
Lalu disini juga terdapat teh yang dapat menurunkan gula darah, flu, juga aneka penyakit lain yang tentunya ini bukan obat, namun dapat membantu kinerja obat sehingga badan terasa lebihfresh dan sehat.
Chinese Tea Kesukaanku
Di Siang Ming Tea sendiri dijual beraneka macam jenis teh, mulai dari teh merah, teh hitam, teh putih, Oloong Tea, teh hijau dan teh bunga. Namun, dari sekian macam teh, yang paling aku suka adalah Oloong Tea. Sebuah teh yang berwarna kuning keemasan dan memiliki aroma harum yang dapat merelaks-kan syaraf otak dan membuat badan jadi segar.
Cara minum Oloong Tea sendiri menurut saya juga suatu pengalaman yang menarik dimana kita dituntut duduk tenang dan menyesap harum aroma teh ketika dituang ke cucing, sebelum akhirnya kita nikmati dari dekat aromanya dan kita minum. Sungguh sensasi luar biasa yang benar-benar dapat membuat kita tenang sejenak melupakan segala aktivitas pekerjaan dan atau pikiran yang ruwet. Aku suka perasaan ini. Sejak perjumpaan saya dengan Ibu Suwarni 2 tahun yang lalu, hingga kini saya pun jadi penikmat teh china sama seperti Justrisia. (Catur Guna Yuyun Angkadjaja)
Teh hijau Artikel disadur dari http://www.kompas.com |
0 komentar:
Posting Komentar